Tuesday, June 28, 2011

BERJIHAD DI JALANNYA??

bismillah...
"Jari telunjuk ini yang menjadi saksi setiap kali di dalam sembahyang bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah tidak mungkin sama sekali akan menulis coretan yang hina dan mengampu-ampu.." -SQ
          Apabila mengeluarkan perkataan jihad, terdapat banyak persengketaan dan definisi yang berbeza. Aku sendiri akui bahawa perkataan ini padaku suatu ketika dulu adalah satu perkataan yang sangat tidak aku sukai terutama apabila berkaitan dengan dakwah. Namun aku amat bersyukur kerana perkataan ini sedikit sebanyak cuba aku fahami dengan hati yang lebih terbuka dan tafsiran yang lebih luas. 

          Sekiranya kamu merasa berat seperti apa yang aku rasa maka bukalah Al-Quran dan lihatlah bagaimana ayat jihad dan dakwah begitu banyak di dalam Al-Quran dan Hadith Rasullullah swt. sehinggakan perhatikanlah bagaimana kedua ayat ini datang selepas ayat beriman dan beribadah kepada Allah.
Al-Baqarah (2) : 218
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَالَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أُوْلَـئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللّهِ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
2.218. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


An-Nisa (4) : 95
لاَّ يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُوْلِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فَضَّلَ اللّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُـلاًّ وَعَدَ اللّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْراً عَظِيماً
4.95. Tidaklah sama antara mu'min yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,


Al-Ma'idah (5) : 35
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَابْتَغُواْ إِلَيهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُواْ فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
5.35. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.


Al-Anfal (8) : 75
وَالَّذِينَ آمَنُواْ مِن بَعْدُ وَهَاجَرُواْ وَجَاهَدُواْ مَعَكُمْ فَأُوْلَـئِكَ مِنكُمْ وَأُوْلُواْ الأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
8.75. Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


        
          Terdapat pelbagai lagi ayat yang berkaitan dan saksikanlah dan lihatlah betapa Sang Pencipta sangat menekankan jihad ini. Namun kita juga harus sedar bahawa jihad ini perlukan kepada perlaksannaan yang betul dan tepat sebagaimana yang digariskan oleh syarak. Oleh itu, mari kita sama-sama mengambil panduan daripada ulama terbilang Syeikh Yusoff Al-Qardhawi tentang Fiqh Jihad.Syeikh Al-Qardhawi berbicara tentang pendirian orang-orang tentag jihad, membagi mereka ke dalam tiga kategori. Tentang kategori yang pertama, ia menyatakan,

Ini adalah sebuah kategori yang mencari cara untuk membuat jihad dilupakan dan membuangnya dari kehidupan Ummat ini. Mereka justru, berasumsi sebagai perhatian utama mereka dan peningkatan peran Ummat –sebagaimana yang mereka klaim- dalam hal nilai-nilai spiritual dan perilaku yang mulia, dengan anggapan bahwa inilah jihad yang utama: perjuangan tiada henti melawan Setan dan keinginan/nafsu yang sia-sia.

Terkait kategori yang kedua, ia mengatakan,

Bertentangan dengan kategori pertama, ada kategori lain yang merasa bahwa jihad sebagai “perang melawan seluruh dunia”. Mereka tidak membedakan antara orang-orang yang perang melawan kaum Muslimin, menghalangi da’wah mereka, atau menarik mereka menjauh dari agama mereka, dengan orang-orang yang mengulurkan jembatan perdamaian dengan kaum Muslimin dan menawarkan rekonsiliasi dan pendekatan dengan umat Muslim, tidak mau berperang dan tidak mendukung musuh manapun yang berperang melawan umat Muslim.

Menurut kategori ini, semua orang kafir adalah serupa. Mereka yakin bahwa kapanpun kaum Muslimin memiliki kemampuan, mereka berkewajiban untuk memerangi orang-orang kafir itu semata-mata karena kekafirannya, yang menurut mereka alasan itu saja sudah cukup kuat untuk memerangi orang-orang kafir itu.

Ia kemudian memilih pendekatan yang lebih moderat/halus yang diwakilkan oleh kategori yang ketiga, dengan mengungkapkan,

Kategori yang Ketiga adalah, “Ummat yang moderat” yang telah dibimbing oleh Allah SWT kepada pendekatan yang moderat dan Allah SWT menganugerahkan mereka dengan pengetahuan, kebijaksanaan, pemahaman yang mendalam tentang Syari’ah dan kenyataan. Oleh karena itu, kategori ini tidak tergelincir ke dalam kelalaian seperti kategori yang pertama yang membiarkan hak Ummat ini tidak dipersenjatai dengan kekuatan, Al Qur’annya tidak dijaga dengan pedang, dan rumah-rumah serta tempat-tempat ibadahnya yang tanpa penjaga untuk melindungi dan membelanya.

Demikian juga, kategori ketiga ini tidak terjatuh dalam perbuatan berlebihan dan ekstrim dari kategori yang kedua yang siap memerangi orang-orang yang penuh damai dan menyatakan perang melawan semua orang tanpa pandang bulu; hitam atau putih, di Timur atau di Barat. Mereka meyakini tujuan mereka berbuat demikian adalah untuk menuntun manusia menuju jalan Allah SWT, menggiringnya menuju Surga, dan memegang tangan mereka secara paksa menuju Jalan yang Lurus.

Lebih jauh mereka menambahkan bahwa tujuan mereka adalah untuk memindahkan segala penghalang di depan manusia yang dibuat oleh penguasa/rezim yang lalim yang tidak mengizinkan mereka untuk menyampaikan Firman-firman Allah dan Sabda Rasulullah saw kepada manusia, sehingga manusia dapat mendengarnya dengan kencang dan jelas dan bebas dari segala noda.

        Diharap kita sama-sama dapat memikirkan perkara ini dan bersungguh-sungguh melaksanakannya dalam kehidupan kita.
 insyaallah...
"sesungguhnya telinga kita adalah yang paling dekat dengan mulut yang menyampaikan"wallahua3lam....

No comments:

Post a Comment